Berita
Wakaf Tani
-
SAH! WAGUB JAWA TIMUR RESMIKAN GRAND LAUNCHING WAKAF TANI : ERA BARU PERWAKAFAN SEKTOR PERTANIAN
SURABAYA|wakaftani.id – Wakaf tani memiliki visi menjadi nazhir wakaf terkemuka di bidang pertanian untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Hal itu dilakukan melalui produktivitas dan pemeliharaan aset pertanian. Ini era baru perwakafan dibidang pertanian.
Penegasan itu disampaikan Muhammad Gurning Founder Goolive dan juga Ketua Yayasan Wakaftani dalan Launching WAKAF TANI, Rabu (10/11/2021) di Surabaya.
“Salah satu misinya membebaskan lahan pertanian yang kedepannya akan dikelola dan diproduktifkan melalui Wakaftani. Dana wakaf nantinya akan dikelola untuk pengembangan project antara lain agrowisata, peternakan domba, dan perkebunan melon,” katanya.
Hadir dalam acara ini, Profesor Ekonomi Islam Universitas Airlangga, Prof. Dr. Raditya Sukmana; Founder LiteBIG, M. Tesar Sandikapura; Praktisi Wakaf Indonesia, Dr. (Cand) Romdhon Hidayat; CEO DeDurian Park, Ustadz Yusron Aminulloh; dan Presidium Nasional FoSSEI, Eko Kurniawan sebagai pembicara.
Hadir juga sebagai pemberi sambutan, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak; Founder Yayasan Wakaf Tani Abadi: Muhammad Rifai Gurning. Tidak lupa, hadir dan mengawal rangkaian acara ini, Wawan Saktiawan dan Evi Aninnatin Ni’matul Choiriyah, sebagai moderator.
Narsum lain, Robbyantono selaku pengurus BWI (Badan Wakaf Indonesia), menyatakan bahwa total tanah wakaf di Indonesia mencapai 420 ribu hektar. Namun, sekitar 10% yang baru dimanfaatkan.
Artinya, ada 378 ribu hektar tanah yang menganggur. Padahal wakaf memilikipotensi besar untuk memajukan Indonesia, salah satunya lewat pengembangan di bidang pertanian. Goolive sebagai perusahaan yang menginisiasi Wakaf Tani, melihat Indonesia yang dulu dikenal sebagai Negeri “Gemah Ripah Loh Jinawi”, kini tak lagi sama.
Dalam materi yang disampaikan, Profesor Ekonomi Islam Universitas Airlangga, Prof. Dr. Raditya Sukmana menyampaikan bahwa Wakaf memiliki hubungan erat dengan kedaulatan. Dikutip dari sejarah peradaban orang-orang Turki, Wakaf membantu mengurangi pengeluaran pemerintah dan juga mengurangi aktivitas riba.
” Ketika masyarakat berwakaf untuk infrastruktur negara, maka hal tersebut akan membantu pemerintah mengurangi pengeluaran dan pinjaman luar negeri. Selain itu, wakaf juga dapat membantu mengoptimalkan bidang pertanian, agar petani tetap bertahan dengan pekerjaannya dan mendorong kita agar mandiri dalam hal pangan,” katanya.
Jadi Pelopor
Founder LiteBIG, M. Tesar Sandikapura menyarankan untuk menerapkan wakaf digital yang dapat mengoptimalkan ekosistem dalam perwakafan yang akan selalu bisa memenuhi supply and demand penggunanya.
Praktisi Wakaf Indonesia, Dr. (Cand) Romdhon Hidayat mengatakan, wakaf merupakan amalan yang abadi dan memberikan pahala yang besar. Di Wakaftani menggunakan wakaf berjangka musytarak, wakaf yang manfaatnya ditujukan untuk keturunan waqif (orang yang berwakaf) dan masyarakat umum, contohnya yayasan yang berdiri di atas tanah wakaf.
Presidium Nasional FoSSEI, Eko Kurniawan mengatakan semua kalangan bisa berwakaf termasuk generasi milenial, peran mereka sangat dibutuhkan untuk mengembangkan wakaf di Indonesia. Hal lain yang bisa diterapkan secara nyata adalah kampanye berupa wakaf sebesar Rp. 1000 setiap hari secara rutin.
CEO DeDurian Park, Ustadz Yusron Aminulloh menyampaikan bahwa lahan wakaf diproduktifkan dalam bentuk properti, seperti rumah sakit, sekolah, dan eco-farming. Diharapkan Wakaftani dapat menjadi lembaga pelopor gerakan pertama di Jawa Timur dan terus melakukan inovasi untuk pengembangan pengelolaan dana wakaf kedepannya.
“Dana wakaf harus dikelola oleh profesional. Ini adalah jalan utama menjaga amanah umat memproduktifkan tanah wakaf. Meski tidak mudah, kecerdasan manajemen perusahaan sangat dibutuhkan.”
Grand launching Wakaftani yang dilaksanakan di Hari Pahlawan ini diharapkan dapat semakin memacu semangat juang para pemuda di Indonesia untuk turut serta menyingsingkan lengan dan berjuang bersama untuk pertanian di Indonesia yang lebih baik.